25 Januari 2013

Suami Idaman yang Menyenangkan

Suami Sholeh 

Akhlaq mempunyai peran yang amat agung dalam kehidupan rumah tangga, seorang istri akan mengadukan kurangnya perhatian suami kepadanya, yaitu suami yang dingin perasaannya dingin dimana wanita itu butuh perhatian dan kasih sayang.

Begitu pula, istri anda mengharapkan kebersihan anda, karena istri anda begitu senang sekali bila suaminya rapi lagi elok pakaiannya, istri akan berusaha semaksimal mungkin dari sisi ini untuk memperhatikan pakaian suaminya, agar dia menunjukan bahwa suami begitu sangat berarti kedudukannya disisi istrinya. Saudaraku…

Hendaklah suami shalih mengetahui bahwa istri anda, sungguh telah diikat dengan ikatan cinta dan pernikahan, istri anda telah meninggalkan keluarganya dan istri anda telah mengikuti anda. 
Hendaklah anda menjaga istri anda dan hendaklah anda berakhlaq mulia dalam menyikapi istri anda sekemampuan anda. Hendaklah anda bersikap lembut, bermu’amalah kepada istri dengan etika yang baik.

Dengan semua itu, anda akan membahagiakan istri anda, keluarga, masyarakat dan ummat. Seorang Istri mempunyai harapan sebagaimana seorang suami punya harapan dari istrinya. Adapun harapan yang diidam-idamkan istri dari suaminya diantaranya adalah : 
1. Suami shalih yang Bertaqwa & berakhlak mulia. 
Yaitu seorang suami yang muamalahnya bersama seorang wanita sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan perilaku Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam, suami yang memperaktekan dalam bermu’amalah bersama istrinya apa yang terdapat dalam Islam, menjaga kemulian wanita dan hak-hak wanita, serta suami yang berpesan dengan kelembutan kepadanya. Seorang Ibunda yang shalihah mengulang-ulang nasehat seperti ini kepada putri-putrinya yang ingin menikah :
تزوجي بالذي يخاف من الله، فمن يخاف الله لا تخافي منه”
“Nikahlah engkau dengan laki-laki yang takut kepada Allah, barang siapa yang takut kepada Allah janganlah kamu takut darinya”Siapakah laki-laki yang bertaqwa (takut kepada Allah) ini? Yaitu laki-laki shalih yang konsisten dengan agama dan memiliki akhlak mulia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“إذا جاءكم من ترضون دينه وخلقه فزوجوه”
“Apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridhai agama dan akhlaqnya, maka hendaklah kalian menikahkan (putrimu) dengannya”.
(Dishahihkan oleh Syekh Al-Albani dalam” Shahih Ibnu Majah” 1967). 

2. Suami shalih yang dermawan. 
Laki-laki dermawan itu sebuah tuntutan, orang-orang Arab mengatakan :
“الكرم يغطي مئة عيب وعيب”
“Kedermawanan akan menutupi ratusan aib “. Kata-kata kedermawanan yang didengar oleh wanita dari laki-laki yang melamar, akan memberikan pengaruh kuat untuk menyetujui yang laki-laki yang meminangnya, dan sifat kedermawanan bukan hanya dengan harta, yang dermawan itu adalah dermawan dengan perasaannya, akhlaqnya.
Dermawan itu diantara salah satu sifat yang sangat erat kaitannya dengan Ar-Rujuulah (kejantanan laki-laki). 

3. Suami shalih yang mengetahui kebutuhan & perasaan isterinya. 
Seorang wanita akan merasa sempit dengan seorang laki-laki pendiam, banyak sekali wanita yang kehilangan seorang suami yang mengungkapkan perasaannya, menampakkan kekagumannya dengan istrinya, memperdengarkan kata-kata pujian & rayuan yang meliputi kehidupan dirumah tangganya dengan penuh cinta dan kebersamaan.
Sesungguhnya yang dirindukan wanita adalah suami yang mengungkapkan kecintaannya dan perhatian kepadanya, menampakkan kekagumannya dengan apa yang dilakukanya, dan merayunya.
Berapa banyak wanita yang berlama-lama untuk berdandan dan berhias bagi suaminya didepan cermin, namun sayang sekali dia tidak mendapatkan dari suaminya ucapan sanjungan dan kekaguman kepadanya. 

4. Suami shalih yang menghormati istrinya. 
Istri menginginkan suami yang menghormatinya, menghormati didepan keluarga suami dan keluarganya, menghormati didepan anak-anak mereka, menghormati pendapatnya, pemikirannya, tidak mengejek antusias wanita dan kesemangatannya, bermua’amalah bersamanya sebagai manusia yang punya pikiran dan pandangan bukan jasad saja, ngobrol dan berbincang-bincang dan bermusyawarah dengan istrinya dalam rangka meneladani penghulu manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bermusyawarah dengan istri-istrinya dan mengambil pendapat mereka. 

5. Suami Shalih yang menundukan pandangannya. 
Sesungguhnya banyak wanita yang kemuliaan dan kehormatannya terluka karena suaminya melihat wanita lain atau menampakan kekagumannya kepada wanita lain, walaupun ia tidak menyadarinya dengan hal itu.
Seorang wanita akan kagum dengan seorang laki-laki yang tidak peduli dengan wanita selainnya walaupun bagaimana kedaan fitnah mereka, wanita itu merasakan bahwa suaminya punya kepribadian yang kuat, bahwa suaminya lebih besar untuk tidak terfitnah dengan wanita lain. 

6. Suami shalih yang merasa cukup dia sajalah istrinya didunia ini. 
Merupakan suatu kepastian bahwa wanita lebih mengutamakan seorang laki-laki yang tidak berfikir walaupun hanya sekedar berfikir saja untuk ada ikatan dengan wanita lain, seorang istri menginginkan suami yang merasa cukup dengan istrinya saja, dan dialah yang terbaik diantara semua wanita didunia ini. suami yang mustahil suatu hari nanti melangkah untuk menikah dengan wanita lain bagaimanapun sebabnya. seorang istri menginginkan bahwa dialah wanita yang pertama dan terakhir dalam kehidupan suaminya. 

7. Suami shalih yang bertanggung jawab. 
Seorang wanita menikah dengan harapan akan melemparkan segala beban-bebannya kepada suami yang bisa dipercaya, seorang wanita meletakan kepalanya diatas pundaknya dengan tenang bahwa dialah suami yang akan mengendalikan bahtera rumah tangga yang sedang ditungganginya yaitu suami yang tidak akan menyia-nyiakannya dan akan berhenti melawan berbagai macam ombak yang menerjang keluarganya. suami yang akan selalu mencari yang lebih utama untuk hari esok. 

8. Suami shalih yang punya semangat tinggi.
Dia selalu mencari cara untuk memperbaiki kondisi ekonominya atau memperbaiki thalabul ‘ilminya -dengan tidak melupakan kesemangatan istrinya, maka tidak hanya satu saja yang unggul dan meninggalkan istrinya jauh darinya, bahkan suami yang membawanya bersamanya untuk sama-sama mencapai cita-citanya untuk maju ke depan bersama kearah yang lebih utama, satu tujuan yang diinginkan bersama untuk bisa sampai kepada tujuan.

9. Suami shalih yang lembut.
Sebagian wanita membawa beban yang berat dari suami-suami mereka yang mudah emosi, oleh karena itu laki-laki yang lembut yang memahami wanita dan mengayominya, mencari tempat-tempat yang menenangkan perasaan didalam lubuk hati wanita, bermu’amalah dengan penuh kesabaran dalam segala problem yang dihadapinya, mengambil sikap tenang. Perilaku suami yang lembut lebih disenangi oleh wanita dari pada seorang laki-laki yang gampang emosi yang mana sikap emosi ini akan menambah musibah. Berapa banyak beberapa rumah tangga menjadi hancur berantakan dengan sebab laki-laki yang gampang emosi?

10. Suami shalih yang elok & rapi.
Biasanya wanita itu diminta agar bersolek untuk suaminya, menampakan didepan suami dengan perhiasan yang paling indah, kadang hilang dibenak suami bahwa wanitapun sama, dia mempunyai naluri yang diciptakan untuk menyenangi hal demikian pula dia mengharapakan laki-laki memperhatikan keindahan dirinya.
قال ابن عباس رضي الله عنه: “إني لأتزين لزوجتي كما أحب أن أتزين لي”
Ibnu ‘Abbas -semoga Allah meridhainya berkata : “Sesungguhnya aku betul-betul akan berhias bagi istriku sebagaimana aku mennyukai istriku berhias untukku”.

11. Suami shalih yang membantu istrinya.
Bukti Ar-Rujuulah (kejantanan) yang sebenarnya adalah laki-laki yang mengulurkan tangannya untuk membantu istrinya dalam rangka meneladani Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam.
فعن الأسود قال: سألت عائشة ماكان النبي صلى الله عليه وسلم يصنع في بيته؟ قالت: كان يكون في مهنة أهله، فإذا حضرت الصلاة يتوضأ ويخرج إلى الصلاة.
“Dari Aswad berkata : Aku bertanya kepada ‘Aisyah apa yang dilakukan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dirumahnya? Aisyah berkata : “Beliau melakukan pekerjaan keluarganya, apabila telah hadir waktu shalat, beliau berwudhu dan keluar untuk melakukan shalat”.
(Diriwayatkan oleh Imam Bukhori 676)

Dalam riwayat lain :
Dari ‘Aisyah berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjahit bajunya, menambal sandalnya dan mengerjakan apa yang dikerjakan laki-laki dirumah-rumah mereka”.

(Dishahihkan oleh syekh Al-Albani didalam shahih jami’ 4937).
Nuruddin Muhammad Fattah Sulaiman
Makkah Al Mukarramah 01/02/1434H.
Sumber: “Akhlak Al-Azwaj”, Dr. Zaid bin Muhammad Ar-Rumani & Kitab “Ma yakrohuhu ar-rijal fi an-nisaa”, Ustadzah Dr. ‘Ayidah Ahmad Ash-Shalal (dengan sedikit perubahan)

Sumber : http://muslimah.or.id

andayani herbal -  http://andayaniherbal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar